Bunderan HI

Bunderan HI
Selamat Datang di Blog MALAPATI Univ. Bung Karno

Kamis, 26 September 2013

MALAPATI UBK SUMMER CAMP 2011 Mt. SEMERU

Sebelum mencoba menulis sebuah catatan perjalanan malapati summer camp 2011 yang berlokasi di gunung semeru 3676 mdpl jawa timur, paniti mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat dan sehat kepada kita semua sehingga dimudahkan dalam melaksanakan kegiatan malapati summer camp 2011.
Tidak lupa juga panitia mengucapkan terima kasih banyak kepada segenap pendukung acara baik itu sponsor ship yang memberikan dukungan materiil dan kebutuhan doorprise untuk kegiatan ini. Juga kepada seluruh peserta yang telah berperan serta mengikuti acara yang telah dilaksanakan oleh malapati universitas bung karno.
Walaupun terjadi beberapa kendala dalam melaksanakan kegiatan ini, pihak panitia selalu optimis dalam menghadapi kendala-kendala tersebut berbekal pengalaman yang dimiliki dalam melaksanakan dengan pihak-pihak terkait guna mensukseskan malapati summer camp.
Dengan dibuatnya laporan perjalanan ini semoga kita semua dapat turut serta merasakan atmosfer kegiatan yang kami laksanakan juga sebagai bentuk pendokumentasian serta dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada panitia agar dapat lebih mengembangkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan kedepannya.



Tanggal 16 juli 2011
Semua persiapan telah selesai dilakukan oleh panitia malapati summer camp 2011 yakni diantaranya kebutuhan transportasi untuk menuju stasiun kereta api pasar senen.pukul 09.00 wib peserta mulai berdatangan dan kemudian dilakukan registrasi ulang guna mengetahui peserta yang positif akan mengikuti pendakian ke gunung semeru. Ada juga peserta yang telah tiba di kampus universitas bung karno sebelum tanggal pemberangkatan, diantaranya peserta dari Tarakan Kalimantan timur, ketapang Kalimantan barat, dan dari Banjarmasin. Peserta tersebut sengaja datang lebih awal agar tidak terlambat sampai dijakarta. berbagai moda transportasi mereka gunakan ada yang menggunakan kapal laut dan ada juga yang menggunakan pesawat terbang. Kami selaku panitia sangat mengapresiasi niat mereka yang jauh-jauh dari berbagai daerah di Indonesia hanya demi mengikuti kegiatan yang kami selenggarakan. Peserta tidak hanya berasal dari kalangan mahasiswa, ada pula pelajar dan pekerja yang rela menghabiskan cuti tahunan untuk mengikuti acara ini dan yang mencengangkan terdapat seorang perempuan yang telah berumur setengan abad lebih sangat antusias sekali mengikuti pendakian massal ini. Luar biasa dan tidak menyangka kalau kita mendapati peserta tertua,
paling kanan peserta tertua
selama malapati melaksanakan kegiatan pendakian massal.
Satu persatu peserta diregistrasi ulang untuk mengambil kaos, stiker, dan id-card peserta malapati summer camp 2011 . Jadwal kereta api yang akan membawa kami adalah pukul 14.00 wib sehingga peserta diharapkan telah berkumpul pukul 10.00 wib. Setelah semua peserta berkumpul maka pukul 11.00 dilakukan upacara pelepasan oleh panitia yang dipimpin oleh ketua pelaksana langsung, berhubung pihak rektorat sedang ada rapat pada saat pelepasan maka pelepasan pun hanya dilakukan oleh panitia yang diikuti peserta juga anggota Malapati yang tidak turut serta dalam kegiatan summer camp ini.
Kini tiba saatnya perjalanan malapati summer camp dilakukan, metromoni yang akan mengantar kami menuju ke stasiun senen pun telah siap sedia dan kami pun bergegas naik ke metromoni. Setelah semua rombongan masuk, pukul 12.00 wib dengan suaranya yang khas menggelegar dan kesigapan supirnya, metromini pun beraksi membelah kemacetan kota Jakarta yang dari hari ke hari semakain parah dikarenakan sesaknya kendaraan baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi (mobil/sepeda motor). Nampak ceria wajah-wajah peserta malapati summer camp, karena cukup lama mereka menantikan acara ini. Gelak tawa ceria terpancar dimasing-masing peserta, mereka menceritakan kegiatan yang akan dilakukan walaupun kita belum tiba dilokasi tujuan.
Dengan kelihaian supir metromini dalam membelah kemacetan Jakarta, pukul 11.30 wib kami tiba di stasiun pasar senen, setelah tiba di stasiun ternyata gerbong kereta yang akan membawa kami telah siap walaupun lokomotifnya belum terpasang. Setelah coordinator perjalanan berkordinasi dengan pihak perjalanan kereta api, maka satu per satu peserta dipersilahkan naik dan duduk sesuai dengan nomor kursi yang telah kami sediakan. Cukup lama kami menunggu keberangkatan kereta api yang akan membawa kami dari Jakarta menuju kota Malang Jawa Timur.  Para peserta mulai menempati kursi mereka masing-masing dan menaruh barang bawaan di bagasi atas yang telah tersedia, sambil menunggu keberangkatan peserta saling bercanda tawa untuk mengisi kekosongan waktu. Tiba saat locomotif disambungkan pada rangkaian gerbong penumpang dan tak lama berselang setelah locomotif tersambung, siular besi Matarmaja pun meliuk liuk mengikuti jalur dan mengeluarkan irama khas angkutan massal yang dapat dijangkau oleh semua kalangan tersebut. Banyak hikmah yang dapat kita ambil dengan kita menumpang siular besi ini. Banyak orang yang menggantungkan hidup di setiap putaran roda kereta tersebut, mulai dari pegawai kereta tersebut yang bekerja pada PT.KAI sampai pedagang asongan yang hilir mudik melewati sesaknya penumpang demi menjajakan barang dagangan yang mereka bawa untuk menyambung hidup juga masyarakat negri ini dari berbagai golongan yang mayoritas berpendapatan menengah kebawah  yang merantau di kota Jakarta dan berbagai kota seputaran Jakarta.

Para peserta tampak sangat menikmati perjalanan ini , dari satu stasiun ke stasiun yang lain pun terlewati dan tiba di stasiun indramayu 2 orang peserta bergabung dengan rombongan yang sebelumnya telah berkordinasi kepada panitia bahwa mereka menunggu di stasiun tersebut. Penumpang mulai penuh sesak memadati lorong-lorong gerbong kereta api sampai-sampai ada penumpang yang duduk di kamar mandi/toilet yang sebenarnya tidak sesuai dengan peruntukkannya yang pada ujungnya menghambat penumpang yang lainnya yang akan membuang air besar maupun air kecil dan memaksa penumpang menunggu kereta berhenti di stasiun berikutnya untuk membuang hajat tersebut . Tiba di stasiun Semarang banyak penumpang yang turun sekedar untuk kekamar kecil dan distasiun inilah terjadi cerita unik, lucu dan menegangkan, salah seorang peserta yakni peserta tertua yang kami panggil bunda turun dari kereta untuk kekamar kecil, ada juga beberapa peserta yang turun dan pada saat peluit tanda kereta akan melanjutkan perjalanan peserta dan penumpang yang turun berhamburan mengejar kereta yang mulai bergerak, malang bagi bunda beliau berlarian dari kamar kecil mengejar kereta tetapi apa daya karena kereta terlanjur berlari kencang meninggalkan stasiun Semarang dan bunda seorang diri menatap siular besi yang meliuk dari kejauhan, spontan semua rombongan bingung, panik, dan khawatir maka panitia pun meminta teman rombongan bunda untuk menghubungi bunda. Setelah saling contact dan bunda berkordinasi dengan pihak stasiun semarang maka panitia sepakat menurunkan salah seorang panitia (achiel) untuk menunggu bunda di stasiun Kediri karena bunda akan diikutkan kereta api yang berangkat dari bandung menuju Kediri. Siular besi terus meliuk melalui kota demi kota, tiba di kota solo tepatnya di stasiun solo jebres 1 orang peserta bergabung lagi dengan rombongan malapati summer camp. Sekedar informasi bahwa panitia tidak mengharuskan peserta datang langsung kejakarta, peserta dapat menunggu di kota tertentu selama kota tersebut dilalui oleh kereta api Matarmaja.
Setibanya di stasiun Kediri panitia yang biasa dipanggil achiel pun turun untuk menunggu dan menjemput bunda dan rombongan terus melanjutkan perjalanan menuju kota Malang. Di kota malang kembali bergabung 2 orang yang berasal dari Ujung Pandang dan 1 orang berasal dari Ngawi Jawa Timur. Ada banyak hal yang dilewati selama perjalanan dari Jakarta menuju kota malang dan sampai semua rombongan berkumpul di Tumpang (sebuah kota kecamatan dimana kita transit untuk berpidah dari angkutan kota berganti angkutan jeep / truck menuju desa ranu pane yakni desa terakhir dikaki gunung Semeru.

17 juli 2011
Truck yang telah disiapkan oleh team survey malapati summer camp telah menanti rombongan untuk menuju desa ranu pane. Semua peserta bergegas naik keatas truck dan bersiap melanjutkan kembali perjalan yang menantang, biasanya perjalanan dilakukan menggunakan kendaraan jeep apabila rombongan kurang dari 10 orang.

Jalur yang ditempuh antara Tumpang menuju Ranu Pane sangat menantang dengan disuguhkan pemandangan berupa suburnya perkebunan warga yang menanam berbagai macam sayur mayur dan hamparan bukit nan hijau berselimut kabut tipis yang mengiringi perjalanan siang itu. Kelihaian pengemudi sangat dibutuhkan untuk melalui jalur ini dikarenakan jalur yang dikelilingi jurang dikanan kiri, serta jalan aspal yang berlubang menjadikan pengemudi semakin diuji ketrampilannya.
Cuaca mendung dan gerimis diselimuti kabut tipis menyambut dan mengiringi perjalanan rombongan malapati summer camp. Diiringi rintik hujan pengemudi terus memacu laju truck dari tikungan-ketikungan dengan sigap dan waspada dan sampai di sebuah jalan nanjak menikung ban belakang tidak dapat menapak dengan sempurna di permukaan jalan aspal yang basah bercampur tanah, pengemudi dengan sigap mengatasi masalah tersebut dan perjalanan dapat dilanjutkan kembali.
Dari kejauhan Nampak terlihat bayangan hitam gugusan gunung bromo tengger semeru yang tertutup kabut, apabila tidak berkabut setiap berkunjung dapat mengabadikan gambar dengan latar belakang gunung bromo. Kurang lebih pukul 16.00 wib peserta tiba di desa Ranu Pane dan disambut sebuah spanduk yang membentang bertuliskan selamat datang peserta malapati summer camp 2011 yang menambah kesan tersendiri di setiap peserta, ada pula peserta yang menanyakan “ siapa yang masang spanduknya?” ya kami menjawab ada panitia yang sudah datang terlebih dulu sebelum rombongan tiba. Masing –masing peserta beristirahat sambil mempacking kembali tas carrier yang mereka bawa dan mengisi air disetiap tempat air yang mereka bawa karena rencananya rombongan akan melanjutkan perjalanan pukul 17.00 wib.
Kabut turun menyelimuti desa ranu pane dan membuat suhu semakin dingin, setelah selesai menyiapkan segala perbekalan semua peserta telah siap melanjutkan perjalanan tetapi lagi-lagi kabut turun dengan lebatnya sampai-sampai membuat gerimis kecil. Ditengan suhu badan yang semakin menurun dan menahan dingin semua peserta dikumpulkan untuk diadakan briefing sebelum memulai perjalanan. Dari briefing kecil yang dilakukan terbentuklah sebuah hasil keputusan bahwa panitia menunda perjalanan esok pagi atas dasar factor cuaca yang tidak bersahabat yakni kabut tebal mengurangi jarak pandang dan atas dasar factor keselamatan, maka dari itu panitia dan peserta sepakat menunda pendakian dan melanjutkan esok hari.


 












Setelah dihasilkan satu kesepakatan semua peserta dan panitia memutuskan bermalam di saung pendaki yang telah tersedia menjadi salah satu fasilitas untuk para pendaki. Para peserta pun bergegas mengambil lokasi untuk membuka camp, ada yang membuka tenda di luar saung karena banyaknya peserta yang tidak memungkinkan untuk semua masuk ke dalam saung. Peserta mulai sibuk dengan memasak entah makan malam atau sekedar membuat minuman untuk menghangatkan badan dan sebagai teman mengobol antar  sesama peserta. Malam semakin larut suhu semakin dingin satu persatu peserta bergegas bersiap untuk beristirahat dikarenakan esok hari pagi buta harus bersiap-siap melakukan perjalanan pendakian.malam yang dingin ditemani suara jangkrik dan binatang malam lainnya mengantarkan kami semua beristirahat.





18 juli 2011
Kabut masih menyelimuti bumi ranu pane dan udara dingin menusuk sampai ketulang, pagi itu pukul 05.00 wib semua panitia dan peserta dibangunkan untuk bersiap-siap menyongsong perjalanan yang panjang. Tenda-tenda mulai dirubuhkan, dilipat kantong tidur dan jaket penghangat pun dipacking ulang didalam carrier dan beberapa saat kemudian api menyala dari berbagai kompor gas fortable yang dibawa setiap team peserta untuk memasak sarapan pagi dan membuat minuman penghangat badan. Ada sebagian peserta yang tidak mau repot-repot memasak untuk  makan pagi kali ini dan memilih membeli makanan yang telah tersedia di warung-warung di sekitar lokasi saung pendaki. Sang surya perlahan-lahan menampakkan wujudnya dan menyirami bumi dengan hangat sinarnya pagi itu, ada juga peserta yang sengaja berjemur di matahari pagi untuk manghangatkan badan mengingat suhu yang dingin pada pagi itu.

Semua peserta telah bersiap dan berkumpul di sebuah tanah lapang yang lumayan luas untuk menampung peserta dan panitia kembali memberikan briefing untuk menjelaskan route pendakian yang akan dilalui. Jalur yang kita gunakan adalah jalur umum yang biasa digunakan oleh pendakian dan tentunya jalur yang telah ditentukan oleh pihak Taman Nasional Bromo Tengger semeru. Panitia menjelaskan tata tertib taman nasional secara rinci yang mudah-mudahan dapat dimengerti oleh semua peserta. Tepat pukul 07.00 wib berteman dingin satu persatu panitia dan peserta bergerak melalui jalan aspal dan kemudian berbelok dipersimpangan jalan aspal dan tanah. Diawal jalan tanah tersebut yakni jalur menuju kebun penduduk dan jalur pendakian terpampang sebuah plang bertuliskan selamat mendaki dan gunakan track yang telah ditentukan.
Beban berat yang dipanggul masing-masing peserta dan panitia tidak menyurutkan setapak demi setapak langkah kaki mereka semua menapaki jalan yang mulai mengecil dan menanjak. Diawal track kita dihadapkan pada jalan menanjak dengan kemiringan ±15 derajat berupa jalan setapak yang telah dibangun paping yang sebagian tertutup semak belukar. Dijalur inilah para pendaki dihadapkan pada satu kondisi yang menggugah mental kita untuk tetap bertahan melanjutkan perjalanan atau turun dan kembali pulang karena route awal yang menantang. Deretan manusia dengan tas carrier dipunggung menambah uniknya pemandangan dari kejauhan setiap hembus nafas menggambarkan betapa berat beban yang mereka panggul. Hutan nan asri menjadi pemandangan yang kami nikmati mengiringi perjalanan menuju ke shelter 1 atau pos-1, dari ranu pane sampai pos-1 dapat ditempuh dengan waktu ±1,5 jam perjalanan. Karena tidak semua kondisi peserta di atas rata-rata ada juga peserta yang lebih dari waktu normal untuk mencapai pos-1.
Walaupun rasa lelah mulai menyelimuti setiap peserta akan tetapi semangat mereka terus menyala mengalahkan rasa lelah dan ditambah pemandangan yang jarang sekali didapatkan dikota-kota besar. langkah-demi langkah, keringat mulai membasahi tubuh dan waktu terus berlalu membawa rombongan terus bergerak menuju pos 2 walaupun deretan rombongan tak serapat pada awal perjalanan, akan tetapi team sapu bersih (kami biasa menyebutnya team saber) selalu senantiasa mengawal peserta yang tertinggal rombongan. Jarak antara pos-1 menuju pos-2 juga dapat ditempuh ±1,5 jam perjalanan melalui jalan setapak yang terletak dilereng bukit. Dari pos-1 ke pos-2 jalan yang dilalui relative nyaman karena berupa jalan mendatar dengan sedikit tanjakan dan turunan di selimuti hutan yang lebat terus meliuk-liuk melingkari bukit-bukit sampai di pos-3. Karena kondisi fisik yang semakin menurun pada masing-masing peserta perjalanan tampak semakin lambat dan tentunya semankin memakan waktu tetapi panitia dapat memakluminya.
Team leader memutuskan untuk menahan rombongan yang telah tiba lebih awal di pos-3, hal ini dilakukan agar peserta yang tertinggal jauh dibelakang dapat segera menyusul dan berkumpul dengan rombongan yang tiba lebih awal. Setelah semua rombongan berkumpul maka perjalanan dilanjutkan kembali dengan kondisi jalur yang mulai menanjak sangat terjal, dijalur ini kekuatan fisik pendaki sangat dibutuhkan mengingat jalur menanjak yang lumayan jauh dan panjang, nafas mulai terengah, keringat semakin mengucur deras dikarenakan cuaca yang juga lumayan panas menemani perjalanan. Waktu terus berputar dan semangat tak akan padam peserta terus berjalan menyisir punggungan demi punggungan bukit terus sampai akhirnya tiba di sebuah tikungan yang menyajikan pemandangan danau ranu kumbolo, yakni danau yang sangat diidam-idamkan setiap pendaki yang menuju gunung semeru. Rasa lelah tampak terhapus dari wajah peserta menyaksikan hamparan danau yang berkilau diterpa sinar matahari dan menyaksikan padang savana yang membentang mengunci subuah sisi ranu kumbolo, tepat diseberang bukit dimana jalur pendakian terdapat satu dinding tegap berdiri yang seakan menjadi tembok untuk menghalangi luapan air danau. Tetapi ada satu hal yang membuat rasa kecewa merasuk di jiwa karena hamparan savanna tersebut tak lagi hijau membentang melainkan hitam kelam akibat kebakaran lahan dampak dari suhu yang panas membakar bumi. Mungkin masing-masing diri kita bertanya apakah ini adalah dampak pemanasan global?
Satu-persatu rombongan mulai memasuki area tanah lapang yang akan digunakan sebagai lokasi camp/lokasi menginap malam nanti. Tak terasa perjalanan memakan waktu ±4jam untuk tiba dilokasi ini akan tetapi ada juga peserta yang lebih dari waktu tersebut. Tenda-tenda pun mulai didirikan sebelum malam tiba dan setiap team membagi anggotanya untuk mendirikan tenda dan memasak makanan dan air setelah itu panitia mengadakan games-gemes berhadiah berbagai produk untuk perlengkapan pendakian dengan memasukkan ranting pohon yang diikat pada pinggang ke sebuah botol air mineral tanpa boleh dipegang, selain itu ada pula lomba balap trashbag, karena pada saat pertama dilakukan trashbag sobek maka diganti dengan mengikat kedua kaki dengan seutas tali plastik. Terasa jelas suasana kebersamaan karena masing-masing peserta saling memberikan semangat dan terasa sekali seperti pada saat lomba-lomba menyambut hari kemerdekaan republik ini.
Suhu di ranu kumbolo sangat dingin dan mengharuskan setiap orang menggunakan pakaian yang dapat menahan dingin dan malam pun menjelang ditemani hamparan bintang dan kebetulan bulan yang terang menghiasi malam walau tak sebulat bulan purnama.










19 juli 2011
Kabut menyelimuti lokasi camp di pagi itu dan cahaya matahari mulai menghangatkan suasana pagi yang dingin, kehidupan dimulai pagi ini dengan segelas kopi dan teh panas suasana kekeluargaan Nampak jelas terasa dengan cara tukar menukar menu sarapan pagi sebagai rutinitas pendukung untuk mempersiapkan perjalanan. Pukul 10.00 wib perjalanan kembali dilanjutkan menuju kalimati, di route ini peserta dihadapkan kembali pada sebuah track menanjak yang sering disebut tanjakan cinta  yang menurut mitos apabila pendaki dapat melalui tanjakan tersebut dengan membawa beban dan tidak menengok kebelakang serta tidak berhenti sampai di ujung jalan yang menanjak maka keinginan cinta kepada seseorang dapat terwujud.


Selepas tanjakan kita dihadapkan pada jalan menurun yang terjal,tetap ada juga jalan setapak yang menyisir tepian bukit yang relative panjang untuk menuju pos oro-oro ombo. Dijalur ini terhampar luas padang savanna yang sebagian mengering dan ada yang bekas terbakar. Panas yang menyengat tak menyurutkan langkah semua rombongan malapati summer camp walaupun fisik mulai terkuras dan daya tahan tubuh mulai menurun. Masuk keluar hutan semak belukar yang mengering serta pohon cemara yang tinggi  menjulang menambah kesan yang tersendiri dalam melakukan pendakian ke gunung semeru. Perjalanan terus dilakukan dan dari kejauhan telah Nampak dinding pasir kokoh berdiri diselimuti pohon cemara dibagian kaki puncaknya dan itulah yang akan kita yaitu puncak gunung semeru yaitu MAHAMERU.
Angin berhembus lumayan kencang membawa suasan dingin dipos  kalimati, dilokasi ini pendaki dapat mengambil/ menambah perbekalan air di mata air sumber mani untuk menambah perbekalan perjalanan menuju camp arcopodo dan kepuncak. Sinar matahari tak juga dapat menghangatkan suhu tubuh dikarenakan angin yang berhembus membawa udara dingin. Setelah semua rombongan tiba di pos kalimati ada beberapa peserta yang memutuskan untuk membuka camp disini dikarenakan kondisi tubuh yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan ke arcopodo. Usai makan siang peserta yang berniat untuk membuka camp di arcopodo kembali melanjutkan perjalanan.
Jalan terjal berdebu memberikan tantangan tersendiri dan suhu yang semakin dingin membuat napas terengah-engah dan debu yang beterbangan membuat nafas sedikt sesak, selangkah demi selangkah ditempuh dan tibalah di pos arcopodo dan malam mengiringi rombongan dalam mendirikan tenda, walaupun dingin menusuk tulang akan tetapi tidak menyurutkan peserta untuk tetap bercanda dan tertawa. Malam semakin larut dan peserta satu-persatu memasuki tenda masing-masing dikarenakan pada dini hari nanti perjalan kepuncak akan dilakukan.

20 juli 2011
Dini hari pukul 02.00 wib suasana riuh terdengar diluar tenda dikarenakan peserta sibuk menyiapkan senter dan perbekalan makanan untuk menuju puncak mahameru, setelah briefing dan berdoa agar diberikan kemudahan dalam melakukan pendakian ke puncak dan turun kembali. Perjalanan pun dilanjutkan menyusuri jalan setapak diantara hutan cemara, diarea ini tingkat kewaspadaan sangat perlu diperhatikan mengingat jalur ini sangat sempit hanya cukup untuk 1 orang saja dan dikanan kiri Nampak jurang menganga. Disebuah lokasi terdapat beberapa memoriam yang digunakan untuk mengenang pendaki yang meninggal dilokasi tersebut serta untuk mengingatkan kita akan bahaya yang terpampang didepan mata.hati-hati, waspada, dan saling mengingatkan adalah kunci untuk kita melalui jalur ini.






Setibanya dibatas vegetasi kita disuguhkan dengan jalur total menanjak dengan hamparan pasir, tanah dan bebatuan yang kapan saja siap meluncur kebawah menghantam apapun yang menghalang. dengan nafas terpingkal-pingkal karena oksigen yang semakin menipis dan karena debu yang membuat nafas terasa sesak semua terbayar dengan pemandangan yang sangat nencengangkan sekaligus menakjubkan setiap pendaki yang dapat meniti sampai kepuncak. Matahari terbit, hamparan langit biru kemerahan dan pemandangan gunung dan selat disekitarnya terasa membunuh lelah yang dirasakan setiap peserta, momen foto-foto pun segera terjadi berpose disana-sini bak artis tenar dan model menjadi pemandangan lain di lokasi puncak mahameru.
Setelah puas menikmati pemandangan dan mengabadikan momen tersebut satu persatu peserta pun kembali turun ke arcopodo. Debu mengepul bak kebakaran lahan beterbangan mengiringi perjalanan turun pendakian ini sampai tiba kembali dicamp. seperti biasa sebelum meninggalkan lokasi operasi semut tak henti-hentinya kami umumkan kepada peserta untuk membawa kembali kebawah. Usai istirahat sejenak dan makan perjalanan turun kami lanjutkan menuju kalimati dan terus dilanjutkan ke danau ranu kumbolo.
Sebelum matahari terbenam rombongan telah tiba di danau ranu kumbolo tempat dimana rombongan akan membuka camp. Raut rasa lelah diwajah peserta tertutupi oleh rasa kepuasan yang  terasa mendalam dengan tibanya kembali di danau ini yang menghadirkan pemandangan yang tak akan bosan-bosannya utuk dinikmati dan kembali lagi, seperti biasa canda tawa selalu mengiringi malam sebelum menuju peristirahatan yang nyaman yaitu didalam tenda.



21 juli 2011
Keesokan harinya matahari tampak dengan cerah menhangatkan suasana seperti biasa masing-masing peserta memulai hari dengan segelas kopi dan the panas tampak suasana ceria meramaikan pagi ini,tertawa lepas menikmati hangatnya mentari dan ranu kumbolo seakan membuat kita enggan untuk beranjak dari tempat ini. Sebagian peserta menceburkan diri keranu kumbolo untuk sekedar mandi dan mengambil air bersih.






Ranu kumbolo……………oh ranu kumbolo………..daya pikat ini yang membuat setiap pendaki enggan beranjak dan selalu kembali. Usai menyantap makan siang perjalanan turun kami lanjutkan, jalur terjal berliku yang telah kami lalui pada saat berangkat telah memberikan sedikit gambaran kepada peserta yang sebelumnya belum pernah mendaki ke gunung semeru. Lelah terasa menyelimuti perjalanan turun menuju ranu pane dan perjalanan makin terasa lama karena daya tahan tubuh yang telah habis terkuras. Perjalanan  ±5jam usai sudah dilewati dan tibalah rombongan di desa ranu pane dimana kendaraan yang akan kami tumpangi telah siap sedia menanti dan akan mengantarkan rombongan summer camp menuju kota malang.
Setelah usai berkemas-kemas dan mengisi perut dengan menyantap makanan diwarung makan yang tersedia tiba saatnya waktu pengundian peserta yang membawa sampah terbanyak, dan hasilnya peserta dari Banjarmasin yang keluar sebagai juara dan berhak mendapat kompor fortable sebagai doorprisenya. Untuk saat ini memang suasana semeru berangsur baik karena sudah semakin jarang sekali ditemukan sampah dijalur maupun dilokasi camp karena sebelum rombongan malapati summer camp tiba telah ada rombongan dari berbagai wilayah dijawa timur melakukan hal yang sama yaitu operasi bersih gunung, dan saat rombongan turun pun gabungan mapala jawa timur juga melakukan operasi bersih.




 


 








Pendakian telah usai dan doorprise sudah habis dibagikan kini tiba saatnya kembali pulang dan truk telah menanti rombongan, setelah  satu persatu peserta mulai naik keatas truck dan perjalanan dilanjutkan kembali sambil menikmati suasana dingin keceriaan tidak sirna juga tetapi sayang sekali keinginan untuk mengabadikan momen berlatar belakang gunung bromo kembali pupus karena kabut tebal yang manghalangi pandangan mata.  Pukul 21.45 wib rombongan tiba di stasiun malang dan langsung panitia berkoordinasi kepada pihak stasiun untuk meminta izin bermalam didalam stasiun.
Stasiun menjadi lokasi bermalam malapati summer camp, masing-masing peserta menceritakan kejadian-kejadian lucu dan seru yang terjadi salama perjalanan naik ataupun turun pendakian, ada juga yang bermain kartu domino dengan hukuman memakai kacamata hitam pada malam hari, ada juga yang berjalan-jalan di seputaran kota malang. Malam pun menjelang sebagian peserta mulai lelah dan tertidur ada juga yang masih begadang menunggu kantuk menjelang.
















22 juli 2011
Pagi menjelang dengan riuh reda keramaian khas stasiun kereta api, mulai dari suara kereta, pengumuman informasi, dan suara obrolan para pengantar dan calon penumpang. Peserta rombongan malapati summer camp mulai berkemas dan sebagian berburu buah tangan untuk para kerabat dan sanak saudara di kota asal masing-masing, keripik tempe, apel malang dan sirup serta dodol apel adalah salah satu oleh-oleh yang diburu oleh setiap orang yang datang dan singgah dikota Malang.
Rangkaian kereta telah bersiap di jalur 1 dan peserta dan penumpang lainnya berburu masuk kedalam gerbong kereta dan menempati bangku sesuai nomor masing-masing. Tepat pukul 15.00 si ular besi pun mulai beranjak bergerak meninggalkan kota malang yang sejuk dan membawa segenap kenang-kenangan didalam hati masing-masing peserta. Selamat tinggal kota malang selamat tinggal gunung semeru semoga kami semua dapat kembali lagi suatu saat nanti…………kereta terus melaju dan melaju, Jakarta kami datang ..................................................
   







written by : Suryadi Natalis (Achiel)
Post by : malapati ubk

Sabtu, 14 September 2013

Galery Pendakian Puncak Sejati Gn. Raung

sekilas tentang Gunung Raung
Gunung Raung merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia dan mempunyai ketinggian setinggi 3,332 meter. Gunung Raung mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

 
dikereta menuju St. Pasar Turi Surabaya
tiba di pasar Turi Surabaya

ng-plot peta dulu di Markas PATAGA SURABAYA

Mengikuti Kegiatan Halal-bihalal PATAGA SURABAYA
di rumah pa Soeto

tiba di pos 1

rehat sebentar menuju Pos II

tiba di pos II

pos II

tiba di pos III

di Camp 7

tiba pos IV beres-beres mendirikn tenda

sepatu jebolllll

06.00 wib persipan menuju Puncak Sejati Gn. Raung

tiba di Puncak Bendera

tiba di Puncak Bendera

di puncak 17

rafeling di jurang menuju puncak tusuk gigi

sampe juga di puncak sejati Gn. Raung

di daerah bebatuan tusuk gigi

menuju pos IV

bebenah untuk turun gunung

pose dulu lah

kereta mengantar kita pulang