Sebelum mencoba menulis sebuah
catatan perjalanan malapati summer camp 2011 yang berlokasi di gunung semeru
3676 mdpl jawa timur, paniti mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan nikmat dan sehat kepada kita semua sehingga
dimudahkan dalam melaksanakan kegiatan malapati summer camp 2011.
Tidak lupa juga panitia mengucapkan
terima kasih banyak kepada segenap pendukung acara baik itu sponsor ship yang
memberikan dukungan materiil dan kebutuhan doorprise untuk kegiatan ini. Juga
kepada seluruh peserta yang telah berperan serta mengikuti acara yang telah
dilaksanakan oleh malapati universitas bung karno.
Walaupun terjadi beberapa kendala
dalam melaksanakan kegiatan ini, pihak panitia selalu optimis dalam menghadapi
kendala-kendala tersebut berbekal pengalaman yang dimiliki dalam melaksanakan
dengan pihak-pihak terkait guna mensukseskan malapati summer camp.
Dengan dibuatnya laporan perjalanan
ini semoga kita semua dapat turut serta merasakan atmosfer kegiatan yang kami
laksanakan juga sebagai bentuk pendokumentasian serta dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada panitia agar dapat lebih mengembangkan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan kedepannya.
Tanggal 16 juli 2011
Semua
persiapan telah selesai dilakukan oleh panitia malapati summer camp 2011 yakni
diantaranya kebutuhan transportasi untuk menuju stasiun kereta api pasar
senen.pukul 09.00 wib peserta mulai berdatangan dan kemudian dilakukan
registrasi ulang guna mengetahui peserta yang positif akan mengikuti pendakian
ke gunung semeru. Ada juga peserta yang telah tiba di kampus universitas bung
karno sebelum tanggal pemberangkatan, diantaranya peserta dari Tarakan
Kalimantan timur, ketapang Kalimantan barat, dan dari Banjarmasin. Peserta tersebut
sengaja datang lebih awal agar tidak terlambat sampai dijakarta. berbagai moda
transportasi mereka gunakan ada yang menggunakan kapal laut dan ada juga yang
menggunakan pesawat terbang. Kami selaku panitia sangat mengapresiasi niat
mereka yang jauh-jauh dari berbagai daerah di Indonesia hanya demi mengikuti
kegiatan yang kami selenggarakan. Peserta tidak hanya berasal dari kalangan
mahasiswa, ada pula pelajar dan pekerja yang rela menghabiskan cuti tahunan
untuk mengikuti acara ini dan yang mencengangkan terdapat seorang perempuan
yang telah berumur setengan abad lebih sangat antusias sekali mengikuti
pendakian massal ini. Luar biasa dan tidak menyangka kalau kita mendapati
peserta tertua,
selama malapati melaksanakan kegiatan pendakian massal.
paling kanan peserta tertua |
Satu persatu peserta diregistrasi
ulang untuk mengambil kaos, stiker, dan id-card peserta malapati summer camp
2011 . Jadwal kereta api yang akan membawa kami adalah pukul 14.00 wib sehingga
peserta diharapkan telah berkumpul pukul 10.00 wib. Setelah semua peserta
berkumpul maka pukul 11.00 dilakukan upacara pelepasan oleh panitia yang
dipimpin oleh ketua pelaksana langsung, berhubung pihak rektorat sedang ada
rapat pada saat pelepasan maka pelepasan pun hanya dilakukan oleh panitia yang
diikuti peserta juga anggota Malapati yang tidak turut serta dalam kegiatan
summer camp ini.
Kini tiba saatnya perjalanan
malapati summer camp dilakukan, metromoni yang akan mengantar kami menuju ke
stasiun senen pun telah siap sedia dan kami pun bergegas naik ke metromoni.
Setelah semua rombongan masuk, pukul 12.00 wib dengan suaranya yang khas
menggelegar dan kesigapan supirnya, metromini pun beraksi membelah kemacetan
kota Jakarta yang dari hari ke hari semakain parah dikarenakan sesaknya
kendaraan baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi (mobil/sepeda motor).
Nampak ceria wajah-wajah peserta malapati summer camp, karena cukup lama mereka
menantikan acara ini. Gelak tawa ceria terpancar dimasing-masing peserta,
mereka menceritakan kegiatan yang akan dilakukan walaupun kita belum tiba
dilokasi tujuan.
Dengan kelihaian supir metromini
dalam membelah kemacetan Jakarta, pukul 11.30 wib kami tiba di stasiun pasar
senen, setelah tiba di stasiun ternyata gerbong kereta yang akan membawa kami
telah siap walaupun lokomotifnya belum terpasang. Setelah coordinator
perjalanan berkordinasi dengan pihak perjalanan kereta api, maka satu per satu
peserta dipersilahkan naik dan duduk sesuai dengan nomor kursi yang telah kami
sediakan. Cukup lama kami menunggu keberangkatan kereta api yang akan membawa
kami dari Jakarta menuju kota Malang Jawa Timur. Para peserta mulai menempati kursi mereka
masing-masing dan menaruh barang bawaan di bagasi atas yang telah tersedia,
sambil menunggu keberangkatan peserta saling bercanda tawa untuk mengisi kekosongan
waktu. Tiba saat locomotif disambungkan pada rangkaian gerbong penumpang dan
tak lama berselang setelah locomotif tersambung, siular besi Matarmaja pun
meliuk liuk mengikuti jalur dan mengeluarkan irama khas angkutan massal yang
dapat dijangkau oleh semua kalangan tersebut. Banyak hikmah yang dapat kita
ambil dengan kita menumpang siular besi ini. Banyak orang yang menggantungkan
hidup di setiap putaran roda kereta tersebut, mulai dari pegawai kereta
tersebut yang bekerja pada PT.KAI sampai pedagang asongan yang hilir mudik
melewati sesaknya penumpang demi menjajakan barang dagangan yang mereka bawa
untuk menyambung hidup juga masyarakat negri ini dari berbagai golongan yang
mayoritas berpendapatan menengah kebawah
yang merantau di kota Jakarta dan berbagai kota seputaran Jakarta.
Para peserta tampak sangat
menikmati perjalanan ini , dari satu stasiun ke stasiun yang lain pun terlewati
dan tiba di stasiun indramayu 2 orang peserta bergabung dengan rombongan yang
sebelumnya telah berkordinasi kepada panitia bahwa mereka menunggu di stasiun
tersebut. Penumpang mulai penuh sesak memadati lorong-lorong gerbong kereta api
sampai-sampai ada penumpang yang duduk di kamar mandi/toilet yang sebenarnya
tidak sesuai dengan peruntukkannya yang pada ujungnya menghambat penumpang yang
lainnya yang akan membuang air besar maupun air kecil dan memaksa penumpang
menunggu kereta berhenti di stasiun berikutnya untuk membuang hajat tersebut .
Tiba di stasiun Semarang banyak penumpang yang turun sekedar untuk kekamar
kecil dan distasiun inilah terjadi cerita unik, lucu dan menegangkan, salah
seorang peserta yakni peserta tertua yang kami panggil bunda turun dari kereta
untuk kekamar kecil, ada juga beberapa peserta yang turun dan pada saat peluit
tanda kereta akan melanjutkan perjalanan peserta dan penumpang yang turun
berhamburan mengejar kereta yang mulai bergerak, malang bagi bunda beliau berlarian
dari kamar kecil mengejar kereta tetapi apa daya karena kereta terlanjur
berlari kencang meninggalkan stasiun Semarang dan bunda seorang diri menatap
siular besi yang meliuk dari kejauhan, spontan semua rombongan bingung, panik,
dan khawatir maka panitia pun meminta teman rombongan bunda untuk menghubungi
bunda. Setelah saling contact dan bunda berkordinasi dengan pihak stasiun
semarang maka panitia sepakat menurunkan salah seorang panitia (achiel) untuk
menunggu bunda di stasiun Kediri karena bunda akan diikutkan kereta api yang
berangkat dari bandung menuju Kediri. Siular besi terus meliuk melalui kota
demi kota, tiba di kota solo tepatnya di stasiun solo jebres 1 orang peserta
bergabung lagi dengan rombongan malapati summer camp. Sekedar informasi bahwa panitia
tidak mengharuskan peserta datang langsung kejakarta, peserta dapat menunggu di
kota tertentu selama kota tersebut dilalui oleh kereta api Matarmaja.
Setibanya di stasiun Kediri panitia
yang biasa dipanggil achiel pun turun untuk menunggu dan menjemput bunda dan
rombongan terus melanjutkan perjalanan menuju kota Malang. Di kota malang
kembali bergabung 2 orang yang berasal dari Ujung Pandang dan 1 orang berasal
dari Ngawi Jawa Timur. Ada banyak hal yang dilewati selama perjalanan dari
Jakarta menuju kota malang dan sampai semua rombongan berkumpul di Tumpang
(sebuah kota kecamatan dimana kita transit untuk berpidah dari angkutan kota
berganti angkutan jeep / truck menuju desa ranu pane yakni desa terakhir dikaki
gunung Semeru.
17 juli 2011
Truck yang telah disiapkan oleh
team survey malapati summer camp telah menanti rombongan untuk menuju desa ranu
pane. Semua peserta bergegas naik keatas truck dan bersiap melanjutkan kembali
perjalan yang menantang, biasanya perjalanan dilakukan menggunakan kendaraan
jeep apabila rombongan kurang dari 10 orang.
Jalur yang ditempuh antara Tumpang menuju Ranu Pane sangat menantang dengan disuguhkan pemandangan berupa suburnya perkebunan warga yang menanam berbagai macam sayur mayur dan hamparan bukit nan hijau berselimut kabut tipis yang mengiringi perjalanan siang itu. Kelihaian pengemudi sangat dibutuhkan untuk melalui jalur ini dikarenakan jalur yang dikelilingi jurang dikanan kiri, serta jalan aspal yang berlubang menjadikan pengemudi semakin diuji ketrampilannya.
Cuaca mendung dan gerimis
diselimuti kabut tipis menyambut dan mengiringi perjalanan rombongan malapati
summer camp. Diiringi rintik hujan pengemudi terus memacu laju truck dari
tikungan-ketikungan dengan sigap dan waspada dan sampai di sebuah jalan nanjak
menikung ban belakang tidak dapat menapak dengan sempurna di permukaan jalan
aspal yang basah bercampur tanah, pengemudi dengan sigap mengatasi masalah
tersebut dan perjalanan dapat dilanjutkan kembali.
Dari kejauhan Nampak terlihat bayangan
hitam gugusan gunung bromo tengger semeru yang tertutup kabut, apabila tidak
berkabut setiap berkunjung dapat mengabadikan gambar dengan latar belakang
gunung bromo. Kurang lebih pukul 16.00 wib peserta tiba di desa Ranu Pane dan
disambut sebuah spanduk yang membentang bertuliskan selamat datang peserta malapati
summer camp 2011 yang menambah kesan tersendiri di setiap peserta, ada
pula peserta yang menanyakan “ siapa yang masang spanduknya?” ya kami menjawab
ada panitia yang sudah datang terlebih dulu sebelum rombongan tiba. Masing
–masing peserta beristirahat sambil mempacking kembali tas carrier yang mereka
bawa dan mengisi air disetiap tempat air yang mereka bawa karena rencananya
rombongan akan melanjutkan perjalanan pukul 17.00 wib.
Kabut turun menyelimuti desa ranu
pane dan membuat suhu semakin dingin, setelah selesai menyiapkan segala
perbekalan semua peserta telah siap melanjutkan perjalanan tetapi lagi-lagi
kabut turun dengan lebatnya sampai-sampai membuat gerimis kecil. Ditengan suhu
badan yang semakin menurun dan menahan dingin semua peserta dikumpulkan untuk
diadakan briefing sebelum memulai perjalanan. Dari briefing kecil yang
dilakukan terbentuklah sebuah hasil keputusan bahwa panitia menunda perjalanan
esok pagi atas dasar factor cuaca yang tidak bersahabat yakni kabut tebal
mengurangi jarak pandang dan atas dasar factor keselamatan, maka dari itu
panitia dan peserta sepakat menunda pendakian dan melanjutkan esok hari.
Setelah dihasilkan satu kesepakatan
semua peserta dan panitia memutuskan bermalam di saung pendaki yang telah
tersedia menjadi salah satu fasilitas untuk para pendaki. Para peserta pun
bergegas mengambil lokasi untuk membuka camp, ada yang membuka tenda di luar
saung karena banyaknya peserta yang tidak memungkinkan untuk semua masuk ke
dalam saung. Peserta mulai sibuk dengan memasak entah makan malam atau sekedar
membuat minuman untuk menghangatkan badan dan sebagai teman mengobol antar sesama peserta. Malam semakin larut suhu
semakin dingin satu persatu peserta bergegas bersiap untuk beristirahat
dikarenakan esok hari pagi buta harus bersiap-siap melakukan perjalanan
pendakian.malam yang dingin ditemani suara jangkrik dan binatang malam lainnya
mengantarkan kami semua beristirahat.
18 juli 2011
Kabut masih menyelimuti bumi ranu
pane dan udara dingin menusuk sampai ketulang, pagi itu pukul 05.00 wib semua
panitia dan peserta dibangunkan untuk bersiap-siap menyongsong perjalanan yang
panjang. Tenda-tenda mulai dirubuhkan, dilipat kantong tidur dan jaket
penghangat pun dipacking ulang didalam carrier dan beberapa saat kemudian api
menyala dari berbagai kompor gas fortable yang dibawa setiap team peserta untuk
memasak sarapan pagi dan membuat minuman penghangat badan. Ada sebagian peserta
yang tidak mau repot-repot memasak untuk
makan pagi kali ini dan memilih membeli makanan yang telah tersedia di
warung-warung di sekitar lokasi saung pendaki. Sang surya perlahan-lahan
menampakkan wujudnya dan menyirami bumi dengan hangat sinarnya pagi itu, ada
juga peserta yang sengaja berjemur di matahari pagi untuk manghangatkan badan
mengingat suhu yang dingin pada pagi itu.
Semua peserta telah bersiap dan
berkumpul di sebuah tanah lapang yang lumayan luas untuk menampung peserta dan
panitia kembali memberikan briefing untuk menjelaskan route pendakian yang akan
dilalui. Jalur yang kita gunakan adalah jalur umum yang biasa digunakan oleh
pendakian dan tentunya jalur yang telah ditentukan oleh pihak Taman Nasional
Bromo Tengger semeru. Panitia menjelaskan tata tertib taman nasional secara
rinci yang mudah-mudahan dapat dimengerti oleh semua peserta. Tepat pukul 07.00
wib berteman dingin satu persatu panitia dan peserta bergerak melalui jalan
aspal dan kemudian berbelok dipersimpangan jalan aspal dan tanah. Diawal jalan
tanah tersebut yakni jalur menuju kebun penduduk dan jalur pendakian terpampang
sebuah plang bertuliskan selamat mendaki dan gunakan track yang telah
ditentukan.
Beban berat yang dipanggul masing-masing
peserta dan panitia tidak menyurutkan setapak demi setapak langkah kaki mereka
semua menapaki jalan yang mulai mengecil dan menanjak. Diawal track kita
dihadapkan pada jalan menanjak dengan kemiringan ±15 derajat berupa jalan setapak
yang telah dibangun paping yang sebagian tertutup semak belukar. Dijalur inilah
para pendaki dihadapkan pada satu kondisi yang menggugah mental kita untuk
tetap bertahan melanjutkan perjalanan atau turun dan kembali pulang karena
route awal yang menantang. Deretan manusia dengan tas carrier dipunggung
menambah uniknya pemandangan dari kejauhan setiap hembus nafas menggambarkan
betapa berat beban yang mereka panggul. Hutan nan asri menjadi pemandangan yang
kami nikmati mengiringi perjalanan menuju ke shelter 1 atau pos-1, dari ranu
pane sampai pos-1 dapat ditempuh dengan waktu ±1,5 jam perjalanan. Karena tidak
semua kondisi peserta di atas rata-rata ada juga peserta yang lebih dari waktu
normal untuk mencapai pos-1.
Walaupun rasa lelah mulai
menyelimuti setiap peserta akan tetapi semangat mereka terus menyala
mengalahkan rasa lelah dan ditambah pemandangan yang jarang sekali didapatkan
dikota-kota besar. langkah-demi langkah, keringat mulai membasahi tubuh dan
waktu terus berlalu membawa rombongan terus bergerak menuju pos 2 walaupun
deretan rombongan tak serapat pada awal perjalanan, akan tetapi team sapu
bersih (kami biasa menyebutnya team saber) selalu senantiasa mengawal peserta
yang tertinggal rombongan. Jarak antara pos-1 menuju pos-2 juga dapat ditempuh ±1,5 jam perjalanan melalui jalan
setapak yang terletak dilereng bukit. Dari pos-1 ke pos-2 jalan yang dilalui
relative nyaman karena berupa jalan mendatar dengan sedikit tanjakan dan
turunan di selimuti hutan yang lebat terus meliuk-liuk melingkari bukit-bukit
sampai di pos-3. Karena kondisi fisik yang semakin menurun pada masing-masing
peserta perjalanan tampak semakin lambat dan tentunya semankin memakan waktu
tetapi panitia dapat memakluminya.
Team leader memutuskan untuk
menahan rombongan yang telah tiba lebih awal di pos-3, hal ini dilakukan agar
peserta yang tertinggal jauh dibelakang dapat segera menyusul dan berkumpul
dengan rombongan yang tiba lebih awal. Setelah semua rombongan berkumpul maka
perjalanan dilanjutkan kembali dengan kondisi jalur yang mulai menanjak sangat
terjal, dijalur ini kekuatan fisik pendaki sangat dibutuhkan mengingat jalur
menanjak yang lumayan jauh dan panjang, nafas mulai terengah, keringat semakin
mengucur deras dikarenakan cuaca yang juga lumayan panas menemani perjalanan.
Waktu terus berputar dan semangat tak akan padam peserta terus berjalan
menyisir punggungan demi punggungan bukit terus sampai akhirnya tiba di sebuah
tikungan yang menyajikan pemandangan danau ranu kumbolo, yakni danau yang
sangat diidam-idamkan setiap pendaki yang menuju gunung semeru. Rasa lelah
tampak terhapus dari wajah peserta menyaksikan hamparan danau yang berkilau
diterpa sinar matahari dan menyaksikan padang savana yang membentang mengunci
subuah sisi ranu kumbolo, tepat diseberang bukit dimana jalur pendakian
terdapat satu dinding tegap berdiri yang seakan menjadi tembok untuk
menghalangi luapan air danau. Tetapi ada satu hal yang membuat rasa kecewa
merasuk di jiwa karena hamparan savanna tersebut tak lagi hijau membentang
melainkan hitam kelam akibat kebakaran lahan dampak dari suhu yang panas
membakar bumi. Mungkin masing-masing diri kita bertanya apakah ini adalah dampak
pemanasan global?
Satu-persatu rombongan mulai
memasuki area tanah lapang yang akan digunakan sebagai lokasi camp/lokasi
menginap malam nanti. Tak terasa perjalanan memakan waktu ±4jam untuk tiba dilokasi ini akan
tetapi ada juga peserta yang lebih dari waktu tersebut. Tenda-tenda pun mulai
didirikan sebelum malam tiba dan setiap team membagi anggotanya untuk
mendirikan tenda dan memasak makanan dan air setelah itu panitia mengadakan
games-gemes berhadiah berbagai produk untuk perlengkapan pendakian dengan
memasukkan ranting pohon yang diikat pada pinggang ke sebuah botol air mineral
tanpa boleh dipegang, selain itu ada pula lomba balap trashbag, karena pada
saat pertama dilakukan trashbag sobek maka diganti dengan mengikat kedua kaki
dengan seutas tali plastik. Terasa jelas suasana kebersamaan karena
masing-masing peserta saling memberikan semangat dan terasa sekali seperti pada
saat lomba-lomba menyambut hari kemerdekaan republik ini.
Suhu di ranu kumbolo sangat dingin
dan mengharuskan setiap orang menggunakan pakaian yang dapat menahan dingin dan
malam pun menjelang ditemani hamparan bintang dan kebetulan bulan yang terang
menghiasi malam walau tak sebulat bulan purnama.
19 juli 2011
Kabut menyelimuti lokasi camp di
pagi itu dan cahaya matahari mulai menghangatkan suasana pagi yang dingin,
kehidupan dimulai pagi ini dengan segelas kopi dan teh panas suasana
kekeluargaan Nampak jelas terasa dengan cara tukar menukar menu sarapan pagi sebagai
rutinitas pendukung untuk mempersiapkan perjalanan. Pukul 10.00 wib perjalanan
kembali dilanjutkan menuju kalimati, di route ini peserta dihadapkan kembali
pada sebuah track menanjak yang sering disebut tanjakan cinta yang menurut mitos apabila pendaki dapat
melalui tanjakan tersebut dengan membawa beban dan tidak menengok kebelakang
serta tidak berhenti sampai di ujung jalan yang menanjak maka keinginan cinta
kepada seseorang dapat terwujud.
Selepas tanjakan kita dihadapkan
pada jalan menurun yang terjal,tetap ada juga jalan setapak yang menyisir
tepian bukit yang relative panjang untuk menuju pos oro-oro ombo. Dijalur ini
terhampar luas padang savanna yang sebagian mengering dan ada yang bekas
terbakar. Panas yang menyengat tak menyurutkan langkah semua rombongan malapati
summer camp walaupun fisik mulai terkuras dan daya tahan tubuh mulai menurun.
Masuk keluar hutan semak belukar yang mengering serta pohon cemara yang
tinggi menjulang menambah kesan yang
tersendiri dalam melakukan pendakian ke gunung semeru. Perjalanan terus dilakukan
dan dari kejauhan telah Nampak dinding pasir kokoh berdiri diselimuti pohon
cemara dibagian kaki puncaknya dan itulah yang akan kita yaitu puncak gunung
semeru yaitu MAHAMERU.
Angin berhembus lumayan kencang
membawa suasan dingin dipos kalimati,
dilokasi ini pendaki dapat mengambil/ menambah perbekalan air di mata air sumber
mani untuk menambah perbekalan perjalanan menuju camp arcopodo
dan kepuncak. Sinar matahari tak juga dapat menghangatkan suhu tubuh
dikarenakan angin yang berhembus membawa udara dingin. Setelah semua rombongan
tiba di pos kalimati ada beberapa peserta yang memutuskan untuk membuka camp
disini dikarenakan kondisi tubuh yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan
perjalanan ke arcopodo. Usai makan siang peserta yang berniat untuk membuka
camp di arcopodo kembali melanjutkan perjalanan.
Jalan terjal berdebu memberikan
tantangan tersendiri dan suhu yang semakin dingin membuat napas terengah-engah
dan debu yang beterbangan membuat nafas sedikt sesak, selangkah demi selangkah
ditempuh dan tibalah di pos arcopodo dan malam mengiringi rombongan dalam
mendirikan tenda, walaupun dingin menusuk tulang akan tetapi tidak menyurutkan
peserta untuk tetap bercanda dan tertawa. Malam semakin larut dan peserta
satu-persatu memasuki tenda masing-masing dikarenakan pada dini hari nanti
perjalan kepuncak akan dilakukan.
20 juli 2011
Dini hari pukul 02.00 wib suasana
riuh terdengar diluar tenda dikarenakan peserta sibuk menyiapkan senter dan
perbekalan makanan untuk menuju puncak mahameru, setelah briefing dan berdoa
agar diberikan kemudahan dalam melakukan pendakian ke puncak dan turun kembali.
Perjalanan pun dilanjutkan menyusuri jalan setapak diantara hutan cemara, diarea
ini tingkat kewaspadaan sangat perlu diperhatikan mengingat jalur ini sangat sempit
hanya cukup untuk 1 orang saja dan dikanan kiri Nampak jurang menganga.
Disebuah lokasi terdapat beberapa memoriam yang digunakan untuk mengenang
pendaki yang meninggal dilokasi tersebut serta untuk mengingatkan kita akan
bahaya yang terpampang didepan mata.hati-hati, waspada, dan saling mengingatkan
adalah kunci untuk kita melalui jalur ini.
Setibanya dibatas vegetasi kita
disuguhkan dengan jalur total menanjak dengan hamparan pasir, tanah dan
bebatuan yang kapan saja siap meluncur kebawah menghantam apapun yang
menghalang. dengan nafas terpingkal-pingkal karena oksigen yang semakin menipis
dan karena debu yang membuat nafas terasa sesak semua terbayar dengan
pemandangan yang sangat nencengangkan sekaligus menakjubkan setiap pendaki yang
dapat meniti sampai kepuncak. Matahari terbit, hamparan langit biru kemerahan
dan pemandangan gunung dan selat disekitarnya terasa membunuh lelah yang
dirasakan setiap peserta, momen foto-foto pun segera terjadi berpose
disana-sini bak artis tenar dan model menjadi pemandangan lain di lokasi puncak
mahameru.
Setelah puas menikmati pemandangan
dan mengabadikan momen tersebut satu persatu peserta pun kembali turun ke
arcopodo. Debu mengepul bak kebakaran lahan beterbangan mengiringi perjalanan
turun pendakian ini sampai tiba kembali dicamp. seperti biasa sebelum
meninggalkan lokasi operasi semut tak henti-hentinya kami umumkan kepada
peserta untuk membawa kembali kebawah. Usai istirahat sejenak dan makan
perjalanan turun kami lanjutkan menuju kalimati dan terus dilanjutkan ke danau
ranu kumbolo.
Sebelum matahari terbenam rombongan
telah tiba di danau ranu kumbolo tempat dimana rombongan akan membuka camp.
Raut rasa lelah diwajah peserta tertutupi oleh rasa kepuasan yang terasa mendalam dengan tibanya kembali di
danau ini yang menghadirkan pemandangan yang tak akan bosan-bosannya utuk
dinikmati dan kembali lagi, seperti biasa canda tawa selalu mengiringi malam
sebelum menuju peristirahatan yang nyaman yaitu didalam tenda.
21 juli 2011
Keesokan harinya matahari tampak dengan
cerah menhangatkan suasana seperti biasa masing-masing peserta memulai hari
dengan segelas kopi dan the panas tampak suasana ceria meramaikan pagi
ini,tertawa lepas menikmati hangatnya mentari dan ranu kumbolo seakan membuat
kita enggan untuk beranjak dari tempat ini. Sebagian peserta menceburkan diri
keranu kumbolo untuk sekedar mandi dan mengambil air bersih.
Ranu kumbolo……………oh ranu
kumbolo………..daya pikat ini yang membuat setiap pendaki enggan beranjak dan
selalu kembali. Usai menyantap makan siang perjalanan turun kami lanjutkan,
jalur terjal berliku yang telah kami lalui pada saat berangkat telah memberikan
sedikit gambaran kepada peserta yang sebelumnya belum pernah mendaki ke gunung
semeru. Lelah terasa menyelimuti perjalanan turun menuju ranu pane dan
perjalanan makin terasa lama karena daya tahan tubuh yang telah habis terkuras.
Perjalanan ±5jam usai sudah dilewati dan
tibalah rombongan di desa ranu pane dimana kendaraan yang akan kami tumpangi
telah siap sedia menanti dan akan mengantarkan rombongan summer camp menuju
kota malang.
Setelah usai berkemas-kemas dan
mengisi perut dengan menyantap makanan diwarung makan yang tersedia tiba
saatnya waktu pengundian peserta yang membawa sampah terbanyak, dan hasilnya
peserta dari Banjarmasin yang keluar sebagai juara dan berhak mendapat kompor
fortable sebagai doorprisenya. Untuk saat ini memang suasana semeru berangsur
baik karena sudah semakin jarang sekali ditemukan sampah dijalur maupun
dilokasi camp karena sebelum rombongan malapati summer camp tiba telah ada
rombongan dari berbagai wilayah dijawa timur melakukan hal yang sama yaitu
operasi bersih gunung, dan saat rombongan turun pun gabungan mapala jawa timur
juga melakukan operasi bersih.
Pendakian telah usai dan doorprise
sudah habis dibagikan kini tiba saatnya kembali pulang dan truk telah menanti
rombongan, setelah satu persatu peserta
mulai naik keatas truck dan perjalanan dilanjutkan kembali sambil menikmati
suasana dingin keceriaan tidak sirna juga tetapi sayang sekali keinginan untuk
mengabadikan momen berlatar belakang gunung bromo kembali pupus karena kabut
tebal yang manghalangi pandangan mata.
Pukul 21.45 wib rombongan tiba di stasiun malang dan langsung panitia
berkoordinasi kepada pihak stasiun untuk meminta izin bermalam didalam stasiun.
Stasiun menjadi lokasi bermalam
malapati summer camp, masing-masing peserta menceritakan kejadian-kejadian lucu
dan seru yang terjadi salama perjalanan naik ataupun turun pendakian, ada juga
yang bermain kartu domino dengan hukuman memakai kacamata hitam pada malam
hari, ada juga yang berjalan-jalan di seputaran kota malang. Malam pun
menjelang sebagian peserta mulai lelah dan tertidur ada juga yang masih
begadang menunggu kantuk menjelang.
22 juli 2011
Pagi menjelang dengan riuh reda
keramaian khas stasiun kereta api, mulai dari suara kereta, pengumuman
informasi, dan suara obrolan para pengantar dan calon penumpang. Peserta
rombongan malapati summer camp mulai berkemas dan sebagian berburu buah tangan
untuk para kerabat dan sanak saudara di kota asal masing-masing, keripik tempe,
apel malang dan sirup serta dodol apel adalah salah satu oleh-oleh yang diburu
oleh setiap orang yang datang dan singgah dikota Malang.
Rangkaian kereta telah bersiap di
jalur 1 dan peserta dan penumpang lainnya berburu masuk kedalam gerbong kereta
dan menempati bangku sesuai nomor masing-masing. Tepat pukul 15.00 si ular besi
pun mulai beranjak bergerak meninggalkan kota malang yang sejuk dan membawa
segenap kenang-kenangan didalam hati masing-masing peserta. Selamat tinggal
kota malang selamat tinggal gunung semeru semoga kami semua dapat kembali lagi
suatu saat nanti…………kereta terus melaju dan melaju, Jakarta kami datang
..................................................
written by : Suryadi Natalis (Achiel)
Post by : malapati ubk